Hate Become’s Love / Part 3


Cast :

–         Lee donghae

–         Kim Tae Rin

Author :  ♥ rissaCHUL ♥

Genre : ♥ Romance/PG 13

 

Nb : mian readers, saia *author* ganti nama jadi Kim Tae Rin, jadi semua fanfic akan dilanjutkan dengan nama baru >> Kim Tae Rin. Jadi sudah bukan yoorisa kim lagi yaa, thankyuu .

 

“Kau ini bodoh sekali. Jangan pernah mencintai idolamu sedalam itu lagi. Lupakan dia dan carilah penggantinya. Arra? Kau harus segera sehat. Dan jangan pernah bertemu Heechul hyung lagi.” Ujarku sendirian.

“Mianhae Tae Rin~ssi.” ucapku tulusku.

Kulajukan mobilku menuju apartementnya dan menidurkannya. Kuselimuti dirinya yang mulai menggigil kedinginan.

“Tolong jangan bertindak bodoh lagi Tae Rin~ssi. Jebal.” Ucapku dan tulisku di secarik kertas dan meletakkannya di meja.

 

-w-

 

☻Tae Rin pov ☻

 

Saat terbangun dari tidurku. Aku merasa mendapat energi baru, yaitu pulang ke Indonesia! Aku segera berkemas dan memesan tiket tanpa memperdulikan kondisi badanku yang saat ini rupanya sedang demam.

“ahh, menyusahkan saja.” Gerutuku pada diri sendiri.

“Yahh aku memang selalu menyusahkan, bahkan untuk diriku sendiri. menyedihkan” ratapku.

“Baru mendapat masalah sedikit saja, sudah langsung menyerah. Mau jadi apa aku nantinya? Ahhh aku bisa gilaaa >.< “

Aku tidak bisa terus tinggal di tempat ini. Ini terlalu menyakitkan. Aku harus segera pergi, meninggalkan kenangan buruk ini.

Dadaku sesak, tanpa sadar aku kembali menangis, menangisi kisahku sendiri. Konyol.

Aku membawa semua bajuku dan barang-barang penting yang bisa dibawa.

“Sisanya akan aku suru orang membuangnya. Aku tidak membutuhkannya lagi.”  Ucapku sambil mendesah.

Aku kembali mendesah.

“Rasanya aku tidak harus melakukan ini. Pulang ke Indonesia tanpa hasil apa-apa hanya akan menyakiti kedua orangtuaku. Aku harus bertahan disini, hingga lulus, cukup sampai kelulusan.” Pikirku.

 

Terdengar suara ketukan pintu.

Sebenarnya aku malas membukakan pintu, sedang tidak ingin menerima tamu saja. Tapi karena tamu itu terus mengetuk, mau tak mau aku berjalan juga kesana.

“Tae Rin~aah kau ada di dalam? Aku ingin bicara sebentar.”

Langkahku terhenti.

Donghae…

Aku berpikir sejenak, haruskah kubukakan pintu untuknya?

☻Donghae pov ☻

 

Pintu terbuka.

Tae Rin menatapku tajam, mengisyaratkan bahwa dia tidak senang akan kedatanganku.

Tapi aku tak peduli. Aku disini hanya akan mengecek kondisinya saja.

“Hmm, kau baik-baik saja?”

“Seperti yang kau lihat, aku belum mati, jadi aku baik-baik saja.” Ketusnya.

“Apakah harus menunggu akan mati dulu …. Ahh sudahlah aku sedang tidak ingin berdebat denganmu. Aku merasa harus bertanggung jawab, sebagai seorang lelaki tentunya, karena telah membuatmu begini. Mianata.” Ucapku tulus.

“Aku baik-baik saja, tak perlu merasa bertanggung jawab atas hidupku.” Jawabnya kasar.

“Aku membawakanmu beberapa makanan dan buah-buahan. Tidak bolehkah tamu masuk?” jawabku mengalihkan.

Matanya yang tajam itu menatapku lagi, tak mengharapkan aku memasukki apartmentnya. Tapi dia membukakan pintu lebih lebar dan masuk meninggalkanku.

Itu artinya dia mempersilahkanku masuk bukan?

Apartmentnya kecil, sangat kecil menurutku, tidak ada sekat antar ruangan.

Jadi aku bisa melihat tempat tidur, juga dapurnya.

“Kau bilang kau baik-baik saja?” kataku saat melihat koper-koper yang sudah siap untuk dibawa pergi.

Dia mengerti maksudku lalu menyembunyikan koper-koper itu dan bicara

“Apa maumu?” katanya santai.

“Aku bilang aku akan bertangung jawab.” Jawabku tenang.

“Memangnya pernah aku meminta pertanggung jawabanmu?” ujarnya yang sudah mulai emosi.

“Aku tahu kau tidak pernah memintanya, aku hanya menawarkan diri. Ehh bukan, aku melakukannya sebagai kewajibanku. Bagaimana?”

“Baiklah! Lakukan sesukamu saja.” Katanya ketus lalu meninggalkanku.

Sepertinya dia juga malas berdebat denganku.

“Aku mau mandi, jika ingin pulang. Pulanglah.” Katanya sebal.

“Jika ingin tinggal maka tinggallah.” Kataku sambil cekikian yang hanya ditanggapi oleh angin lalu saja.

“Huuu, sebenarnya kau ini orang yang seperti apa Tae Rin~ssi, kenapa begitu menyebalkan!” gerutuku sendiri.

Aku sudah harus membawa Tae Rin pada mereka besok, tapi apa yang akan mereka lakukan? Bagaimana kalau mereka berbuat macam-macam pada Tae Rin~ssi ato bahkan…

“tidakkkkkkkk…” Aku tersadar dari lamunanku.

Tapi aku tetap harus melakukannya, ini semua demi reputasiku.

 

 

☻Tae Rin pov ☻

 

Melakukan aktivitas seperti biasa, bangun pagi, mandi, makan lalu ke kampus.

“Bosannyaaaa..” gerutuku

Tinn tinn .. ..

“Tae Rin~ahh, naiklah..” kata donghae dari dalam mobil.

Aku hanya menatapnya sekilas lalu kembali melanjutkan jalanku.

“Kau ini.. “ kata Donghae jengkel.

Dia keluar dari mobilnya, memarkirnya, menelpon seseorang lalu mengikutiku menuju halte.

“Mau apa dia??” batinku.

 

“Aku ikut denganmu, tolong jangan tinggalkan aku sendirian.” Bisiknya disampingku sambil menutupi wajahnya dengan topi dan jaket agar tersamarkan.

“Cari sensasi !” dengusku kesal.

“Apa kau bilang? Aku bersamamu karena mencemaskanmu dan kau bilang aku cari sensasi!” Teriaknya.

“Penyamaranmu terbongkar.” Kataku singkat lalu mengacuhkannya lagi.

“Kim Tae Rin, dengarkan aku !” tegasnya sambil mengenggam erat tangan kiriku saat aku hendak pergi.

Semua orang menatap kami, ada begitu banyak fans dan juga orang yang lalu lalang memperhatikan kami.

“Lepaskan dulu tanganmu.” Jawabku berbisik.

“Tidak! Ikut aku..” lalu mulai menarikku, memaksaku mengikutinya.

Dia menggenggam erat tanganku, erat sekali.

“Sakitt.. Lepaskan aku. Aku akan tetap mengikutimu. Jebal.”

Tapi dia terus saja berjalan tanpa menjawab perkataanku tadi.

 

Dia membawaku masuk ke mobilnya dan kami pergi entah menuju kemana.

Selama perjalanan kami hanya diam saja. Jujur saja, aku tidak tahu sifat dia yang seperti ini.

“Kampus..” batinku.

“Aku turun disini saja. Tolong hentikan mobilnya.”

Tapi bukannya menghentikan mobil, Donghae malah menambah kecepatan.

“Sial, aku tak mau menjadi pusat perhatian.” Gerutuku dalam hati.

Aku sudah menyusun rencana, begitu keluar dari mobil, aku akan langsung berlari sekencang-kencangnya. Berlari menjauhi dirinya.

Sialnya, itu hanya rencanaku semata. Nyatanya, benar benar nihil.

Dia menarik paksa aku lagi, menuju tempat yang tidak kuketahui sebelumnya.

Terdengar suara diseberang sana.

“Sang Artis telah datang.”

 

 

☻Donghae pov ☻

 

“Semoga mereka datang tepat waktu.” Cemasku.

 

“Lee Donghae. Hahaha. Kau memang pecundang yang sesungguhnya! Bedebah. Hahaha.” Kata si A

“Dia datang dan menjalankan perintahmu karena takut reputasinya turun bos. Hahaha. Memalukan, sungguh gadis yang malang. Kau kena rayuan gombalnya Donghae.” Celetuk si B

“Kami yang menyuruhnya membawamu kesini, dan dia menurutinya. Bodoh sekali pria ini.” Kata si C sambil menunjuk Donghae.

“Siapa bilang aku kesini untuk memberikan wanitaku pada sampah seperti kalian.” Ujarku emosi.

Tangannya bergerak seakan-akan protes akan ucapanku barusan. Protes tentang ‘wanitaku’ atau dia ingin mengatakan ‘berhati-hatilah’

Entahlah yang pasti aku kesini hanya untuk memenuhi janjiku.

 

“Aku datang karena aku memenuhi janjiku sebagai lelaki.”

“Berani bermain-main dengan kami ya. Baik, rasakan akibatnya..” seru si pemimpin.

“Lee Donghae ! ! !” teriak Leeteuk.

“Hyung, kau datang tepat waktu. Tapi, mana yang lainnya?”

Whoaaaa . . .

Berbondong-bondong orang, termasuk fans dan dosen-dosen menuju ke tempat kami dipimpin oleh semua member suju *prok keprok*

“Sekarang saatnya kita pergi dari sini. Kaburrrrr..” ajakku.

Tae Rin tersenyum simpul menahan tawa.

Dia tersenyum, sudah lama aku tidak melihat senyumnya.

Baiklah, aku akan membuatnya tersenyum ceria lagi mulai sekarang.

 

 

 

>>>>> TBC <<<<<<

Tinggalkan komentar