This is the last one. Thanks for all readers and reviewers yang sudah setia membaca fic ini, dan memberikan saran-saran yang bagus ^^ thank you so much!
/Chapter 15/
January 11th, 2011
Sasuke turun dari panggung wisudanya setelah memberikan pidato singkat tanpa senyum dan menerima ijazah kelulusannya. Ia menghindari euforia anak-anak lain yang juga diwisuda hari itu, ia yang termuda di antara mereka tentu saja, dan mencari Naruto di antara kerumunan. Sasuke memandang berkeliling dan melepas topi yang menghalangi pandangannya. Ia tak menemukan sosok yang dicari-carinya dalam ruangan.
Ia bergegas keluar sembari melepas toga yang dikenakannya karena membuatnya susah bergerak cepat, tak mempedulikan tatapan aneh orang-orang karena ia dengan percaya diri melepas toga di tengah jalan. Ia masih tak menemukan Naruto di sekitar situ. Maka ia berlari ke tempat parkir dimana ia memarkir mobilnya, berharap Naruto sedang menunggu di sana. Tapi ternyata tak ada siapapun di sana. Mobilnya kosong.
Sasuke berdiri di samping mobilnya, mengatur napasnya yang sedikit terengah. Dimana sebenarnya Naruto?
Sasuke mengerling jok depan mobilnya dan melihat ada amplop coklat besar tergeletak di sana. Sasuke langsung mengenali amplop itu. Amplop yang berisi berkas perceraian mereka berdua. Ia membuka pintu mobilnya dengan terburu-buru, melemparkan toga, ijazah dan topinya ke jok belakang, lalu mengambil amplop itu. Sasuke membukanya dengan sangat cepat, mengecek sesuatu. Dan ia berhenti di lembar dimana Naruto seharusnya membubuhkan tanda tangannya sebagai persetujuan. Seharusnya Sasuke sudah menduganya, tapi hatinya tetap terasa mencelos ketika melihat tanda tangan Naruto benar-benar tergores di sana. Ia kembali memasukkan kertas-kertas itu ke dalam amplop dan melemparkannya ke jok belakang bersama perlengkapan wisudanya. Sasuke memandang berkeliling tempat parkir. Baca lebih lanjut